Sabtu, 30 Desember 2017

Tujuan Penciptaan Manusia

Oleh : Utsman Abdurrahman
Alhamdulillah, Para Pembaca yang dirahmati oleh Allah di antara nikmat yang paling berharga yang Allah berikan kepada kita semua adalah Nikmat Sehat dan Nikmat Waktu luang. Karena kedua nikmat ini banyak sekali manusia yang lalai terhadapnya. Sebagaiamana dalam hadits di sebutkan oleh Rasulullah shalallahu’alahi wassalam : ”Dua nikmat, kebanyakan manusia tertipu dengan keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari)
Oleh karenanya sebelum Allah mencabut dua kenikmatan tersebut, marilah kita gunakan sebaik mungkin agar kehidupan kita sesuai dengan tujuan Allah menciptakan manusia. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman : ”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku (saja)” (QS.Adz-Dzaariyaat: 56).
Dalam ayat di atas Allah menyebutkan bahwa tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah saja, artinya tidaklah ibadah itu disebut dengan ibadah kecuali disertai dengan Tauhid. Sebagaimana Shalat, tidaklah disebut dengan shalat kecuali disertai dengan bersuci. Oleh karena itulah, jika syirik mencampuri ibadah, maka rusaklah ibadah itu, sebagaimana hadats bila mencampuri kesucian.
Itulah tujuan penciptaan manusia, untuk beribadah kepada Allah dengan disertai ketauhidan. Karena Tauhid adalah sikap dasar seorang muslim yang menjadikan Allah sebagai satu-satunya Dzat yang berhak disembah dan dipatuhi segara perintah dan larangan-Nya. Tauhid juga menjadikan seorang muslim hanya menjadikan Allah sebagai tujuan.
Secara harfiyah, tauhid artinya “satu”, yakni Tuhan yang satu, tiada Tuhan selain-Nya (keesaan Allah). Tauhid terangkum dalam kalimat tahlil, yakni Laa Ilaaha Illaallaah (tiada Tuhan selain Allah).
Tauhid menjadi inti ajaran agama para nabi dan rasul, sejak Nabi Adam a.s. hingga Nabi Muhammad Saw sebagai nabi dan rasul terakhir, tidak ada lagi nabi/rasul setelahnya.
Allah Ta’ala berfirman :
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu” (QS. An-Nahl: 36).
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”. (QS Al Anbiyaa’ : 25).
“Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (QS At Taubah: 31)
“Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik).” (QS Az Zumar: 2-3).
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus” (QS Al Bayyinah: 5).
Tauhid adalah penopang utama yang memberikan semangat dalam melakukan ketaatan kepada Allah. Orang yang bertauhid akan beramal untuk dan hanya karena Allah ‘azza wa jalla saja. Wallahu a’lam bish-shawwab
Disarikan dari berbagai sumber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar