URGENSI MEMBACA AL QURAN DENGAN TARTIL
1. Membaca Tartil Perintah Allah SWT
Membaca Tartil Adalah perintah Allah SWT.
Firman Allah :
ورتل القران ترتيلا
Artinya ”Dan bacalah Al Quran dengan Tartil (QS. Al Muzzammil : 4)
وَعَنْ زَيْدُ بْنُ ثاَبِتْ عَنِ النَّبِيِّ قَالَ : إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ أَنْ يَقْرَأَ الْقُرْآنَ كَمَا أُنْزِلَ
Dari Zaid bin Tsabit, dari Rosulullah SAW :
“ Sesungguhnya Allah SWT menyukai Al Quran ini dibaca sebagaimana Al Quran diturunkan”. ( HR. Ibnu Khuzaimah )
اقْرَءُوا الْقُرْءَانَ بِلُحُوْنِ ا لْعَرَبِ وَاصْوَاتِهَا
Bacalah Al Quran dengan dialek orang arab dan suara-suaranya yang fasih” (HR. Thabrani)
Dalam mewujudkan bacaan Al Quran dengan tartil maka kita harus mengikuti kaifiyat (tata cara) qiraah Rasulallah, parasahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in dan para imam qiraah sehingga sampai kepada kita secara mutawatir melalui para masayikh qiraah.
2. Makna Tartil
Tartil Menurut Ali bin Abi Thalib : “Mentajwidkan huruf dan mengetahui kaidah waqof”. ( Nihayatul Qoulil Mufid hal 16 )
Mentajwidkan huruf berarti kita membaca huruf sesuai dengan tempat keluarnya dengan disertai sifat hak dan mustahaknya.
Hak huruf adalah sifat asli yang senantiasa menyertai huruf (Tsabit) dan tidak akan terpisan darinya. seperti sifat hams , jahr, syiddah, rakhawah dan ghunnah.
Mustahak huruf adalah sifat yang sewaktu-waktu menyertai huruf tertentu seperti ; sifat tafkhim (suara tebal), atau tarqiq (suara tipis), atau sifat idzhar,ikhfa, iqlab, pada nun sukun tanwin.
Mengetahui tempat berhenti berarti memahami ayat-ayat Al Quran yang dibaca dan mengikuti apa-apa yang diajarkan oleh Rasulallah berkaitan dengan ilmu waqof.
Sumber : kajian tajwid online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar